Thursday, November 14, 2019

Toilet Training Zahra


Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Hallo semua!!!

PERCOBAAN PERTAMA
Setelah hampir setahun baru bisa share sekarang. Butuh semangat buat ngetik panjang lebar dulu. Hehehe. Mau sedikit cerita tentang perjalanan toilet training Zahra yang bisa dibilang tanpa kerepotan yang berarti. Dan berhasil sesuai harapanku bisa lulus no diapers di usia 3 tahun. Alhamdulillah.
Walaupun sudah berniat dari usia 2 tahun tapi banyak rintangan ternyata. Awal Zahra pake pospak alias popok sekali pakai itu di umur 2 bulan. Jadi dari lahir sampai 2 bulan pakai clodi (cloth diaper) pakai pospak kalau mau pergi ke dokter atau perjalanan agak jauh biar gak ribet. Itupun jaraaaang sekali.

Memutuskan untuk pakai pospak karena alasan waktu. Bunda sudah mendekati waktu masuk kerja di usia 3 bulan Zahra dan akan kehabisan inner clodi kalau tunggu pulang kerja baru dicuci. Akhirnya, aku, suamiku dan ibuku sepakat untuk mengganti coldi dengan pospak. Karena dari berbagai artikel dan himbauan dari para ahli bahwa saat yang baik untuk melakukan toilet training adalah usia 2-3 tahun.

Sebelum berhasil lulus toilet training di usia 3 tahun, Sebelumnya kami sudah melakukan percobaan pertama di usia Zahra 2,5 tahun tapi gagal total dan rempong banget jadinya. Banjir ompol dimana2. Yang paling ribet adalah kami menggunakan puzzlemat dan kalau dia ngompol di situ akan masuk ke sela2 puzzlenya dan itu bisa menyebar ke seluruh bagian bawahnya. Harus dilap satu persatu dan menunggu semua kering dulu baru bisa dipasang lagi. Selain itu, semua pakaian yang dipakai akan basah semua. Sebetulnya dia sudah bisa bilang mau buang air tapi itu setelah keluar semua. Hadeh....! Akhirnya kami undur dulu.


TIPS MEMULAI
Kapan akhirnya memutuskan Zahra bisa mulai Toilet Training kembali? Nah ini akan aku bagi tipsnya dulu ya!
  1. Kunci utama SABAR. Nah ini dia modal utama dan pertama yang amat penting yang harus kita siapkan terlebih dahulu. Jadi kalau mau memulai suatu proses perkembangan baru dengan anak, jangan hanya sibuk mentraining anak saja, tapi sebagai orangtua kita juga harus punya persiapan dan stok sabar. Jangan sampai anak menjadi trauma selama proses berlangsung.
  2. Perhatikan kondisi kesehatan anak. Jangan lakukan proses ini saat anak kurang enak badan.
  3. Lihat kesiapan anak. Waktu siapnya anak untuk melakukan setiap fase perkembangan berbeda2. Kita sebagai orangtua terutama ibu harus bisa melihat kondisi anak kita masing2. Jika anak sudah bisa bilang ingin buang air dan juga bisa membedakan BAK dan BAB, kita sudah bisa mulai melakukan toilet training.
  4. Selalu beri motivasi dan semangati anak bahwa dia bisa buang air di toilet dengan benar.
  5. Ajarkan anak untuk bisa melepas dan memakai pakaian sendiri.
  6. Anak sudah mulai risih dengan popok yang kotor dan ingin mengganti dengan yang baru. Ini merupakan salah satu tanda juga bahwa dia sudah siap.
  7. Jangan dibarengi dengan proses lainnya. Disini yang aku maksud adalah jangan melakukan proses perkembangan secara bersamaan. Contoh, sedang melakukan proses penyapihan digabungkan dengan toilet training. Jangan ya moms, kasihan anaknya bingung. Dan kemungkinan untuk berhasil salah satu bahkan keduanya sangatlah kecil.
  8. Lakukan saat di rumah. Ini juga point penting. Usahakan jadwal kita kosong selama melakukan toilet training ini. Untuk full mom bisa mengkosongkan waktu weekend untuk lebih maksimal. Dan untuk working mom bisa dibicarakan dengan yang menjaga anak baik neneknya ataupun baby sitter bahwa sedang melakukan toilet training. Atau kalau memang masih ada jatah cuti, pergunakan saja maksimal. Jangan sampai ada acara keluar rumah apalagi dalam waktu yang lama. Usahakan proses ini dilakukan tanpa terputus.
  9. Contohkan. Anak itu adalah peniru yang ulung, semua ibu pasti tahu itu kan? Nah kita manfaatkan dengan cara yang tepat. Bukan cara melakukan BAK atau BABnya ya, tapi kita coba bilang ke anak bila kita ingin ke toilet. Contoh: "Bunda mau pup/pee nih, ke toilet dulu ya!" Lakukan di depan anak dan gunakan bahasa sehari-hari yang mudah mereka pahami.
  10. Dengan buku. Nah ini salah satu cara yang cukup berhasil aku lakukan. Beli buku yang mengajarkan untuk buang air di toilet. Sekarang banyak sekali penerbit yang membuat buku yang menurutku cukup bagus gambarnya dan menarik untuk anak2. Ceritakan saat mau tidur.
  11. Games di hp (optional). Ini sebetulnya bukan suatu tips yang bisa ditiru untuk yang menganut paham no gadget ya moms. Aku menggunakan aplikasi games ini jaraaaaang sekali hanya sesekali saja. Tapi ini bisa menjadi salah satu contoh visual yang bisa dikuti oleh anak.
contoh permainan
buku 1

buku 2

PERLENGKAPAN
Perlengkapan yang diperlukan untuk Toilet Training (optional):
training pants
  • Training pants. Biasanya digunakan untuk melatih melepas diapers. Biasanya gambarnya lucu2 jadi bikin anak tertarik mau pakai.
  • Sprei waterproof. Biar gak rembes ke kasur dan jadi bau pesing kalo ngompol.
  • Dudukan/Alas toilet. Biasanya dipakai kalau menggunakan toilet duduk. Ini juga berguna untuk menarik perhatian anak karena biasanya berkarakter.
  • Potty training. Bentuknya yang lucu2 bisa menarik minat anak.
Untuk perlengkapan diatas aku sendiri gak pakai semua hanya training pants yang aku pakai itupun hanya saat2 tertentu saja. Loh kenapa dishare? Itu hanya gambaran perlengkapan yang biasa dipakai toilet training, aku share yaaa siapa tau ada yang ingin pakai. Karena aku sendiri beli potty training dan sama sekali gak kepake. Hehehe. Semua perlengkapan disesuaikan saja dengan kebutuhan masing2.


PRAKTEK
Okey saatnya aku jelaskan metode apa yang aku pakai untuk Zahra yang berhasil dalam waktu singkat dan tanpa emosi.
Jadi, setelah percobaan yang pertama gagal aku tetap sounding Zahra untuk buang air di toilet secara terus menerus. Nah, kalau ada yang tau Hypnotherapy inilah cara yang aku pakai.
  • Ajak bicara anak saat hampir terlelap tidur, jangan pas sudah pules ya. Kalau bisa saat dia masih bisa mendengar dan merespon perkataan kita walau hanya dengan anggukan. Boleh dilakukan saat tidur siang ataupun malam. Aku juga melakukan ini saat hampir bangun tidur. Dan jangan lupa saat beraktivitas seperti biasa juga tetap lakukan sounding.
  • Aku tetap pakai diapers saat melakukan proses ini. Zahra saat bilang mau buang air pasti minta dibuka dan tidak mau dipakaikan yang bekas lagi. Nah ini biasanya akan aku biarkan Zahra pakai celana dalam biasa sampai kurang lebih 1 jam. Aku lakukan ini setelah dia buang air, jadi kita bisa aman gak akan ngompol sampai kurang lebih 1 jam kedepan. Tapi kalau malam aku pakaikan lagi sampai pagi. 
  • Perhatikan pola tidur anak. Jika anak kita tipe yang mudah dibangunkan saat ditengah waktu tidur, kita bisa ajak dia ke toilet saat tengah malam. Tapi kalau tipenya seperti Zahra yang kalau tidur gak akan terbangun sampai pagi, biasanya yang aku lakukan di point berikutnya berhasil.
  • Minimalkan asupan minum dalam jumlah banyak contohnya susu sekitar 1-2 jam sebelum waktu tidur. Nah kalo aku biasanya kasih Zahra minum susu waktu dia udah mulai ngantuk jadi aman sampai pagi.
  • Ajak anak untuk buang air saat hendak tidur. Bagaimanapun hal ini harus dilakukan. Karena aku pernah kecolongan beberapa kali dia sudah terlanjur tidur dan belum buang air akhirnya ngompol. Tapi ini hanya 1-2 kali. Masih hal yang wajar kok.
  • Berikan reward atau apresiasi yang membuat dia senang dan bangga telah berhasil lepas diaper dan bisa buang air di toilet. Bisa dengan makanan kesukaan, mainan atau sekedar ucapan "Anak Bunda hebat sudah tidak pakai diapers lagi" atau banyak kata2 baik lainnya.
  • Bisa pergunakan chart atau daftar kelulusan toilet training dengan menempelkan stiker lucu setiap kali berhasil buang air di toilet. Bisa search di Google untuk templatenya.

MANFAAT 
Dari proses Toilet training ini ternya ada banyak manfaat yang tersembunyi dibelakangnya, yaitu:
  • Membuat anak menjadi lebih mandiri. Terkadang kita berpiikir 'ah masih kecil' tapi proses toilet training pada saat yang tepat dapat semakin baik dalam mempersiapkan untuk memasuki usia sekolah.
  • Membuat anak menjadi percaya diri.
  • Karena melibatkan orang tua secara langsung otomatis meningkatkan bonding atau hubungan antara anak dan orang tua.
  • Menghemat pengeluaran rumah tangga, ini yang sebetulnya cukup ditunggu oleh para ibu, jadi pos penyimpanan semakin meningkat. Hehehe!
  • Membantu mengurangi jumlah sampah yang tidak bisa terurai. Seperti diketahui sampah pospak tidak bisa diurai dalam waktu yang singkat.
  • Melatih disiplin anak untuk bisa buang air pada tempatnya.
  • Melatih kemampuan anak mengontrol diri dan membaca sinyal2 yang ada di tubuhnya.
  • Mengetahui bagian2 tubuh dan fungsinya, ini bisa kita ajarkan selama proses toilet training berlangsung.

TANDA LULUS
Tanda anak sudah lulus Toilet training:
  • Awalnya cek diapers jika sudah beberapa hari kering sampai pagi hari maka coba tanpa popok beberapa hari juga. Jika kering juga itu sudah bisa dibilang lulus.
  • Selalu bilang jika ingin buang air baik BAK atau BAB.
  • Bisa menahan buang air sampai di toilet dari mulai dia berkata ingin buang air.

Panjang ya penjelasannya tapi prakteknya menurutku tidak seribet penjelasannya kok. Semua diatas yang aku share berdasarkan pengalaman pribadi aku sendiri ke Zahra. Jangan menjadikan patokan atau perbandingan dengan anak moms sendiri ya. Cukup jadikan referensi saja. Masing2 anak punya saat yang tepat sendiri. Yang penting sebagai ibu kita harus bisa membaca situasi dan kesiapan anak. Jangan terlalu memaksakan karena belum tentu sekian banyak metode yang dishare oleh ibu2 yang telah berhasil, bisa berhasil juga dengan metode yang sama ke anak kita.

Semoga para ibu yang sedang berusaha melakukan toilet training bisa dipermudah prosesnya. Aamiin. Dan yang sudah berhasil aku ucapkan selamat.
Keep stong mom.

Semoga bermanfaat.

Happy Sharing! Because sharing is caring.
Salam Blueice!

Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

No comments:

Post a Comment

STENCILS CARDS - PRINCESS

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh Hallo semua!!! Siapa yang masa kecilnya suka main orang2an? Rata2 para per...