Monday, August 12, 2019

TRIMESTER TIGA (Part 2)

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Hallo semua!!!

Yuk kita lanjut part 2nya. Jadi, setelah sekitar  minggu kami melakukan yang disarankan dokter, tibalah saatnya pertemuan dengan dokter. Karena setelah pertemuan terakhir kemarin, jadwal pertemuan sudah dirubah lagi menjadi 1 minggu sekali sampai nanti waktu melahirkan. Nah di pertemuan ini sebetulnya aku udah mulai deg degan karena ini adalah hasil dari latihan kita seminggu penuh. Semoga saja ada perubahan posisi ya. Seperti biasa, ditimbang dan ditensi oleh suster. BB tetap di angka 60 kg dan HB 110/70. Berat bayi naik jadi 2,9 kg seminggu naik 100 gram. 

Hasilnya ternyata tidak berubah, memasuki usia 38 minggu posisi bayi tetap di atas dan tidak berubah. Dokter menyarankan untuk operasi tapi tetap menunggu sampai pertemuan berikutnya minggu depan. Sedih makin sedih. Tapi pak suami bilang mungkin memang jalannya seperti itu, akupun tetap ingin berusaha normal dan terus melakukan saran dokter seperti minggu sebelumnya. Senam hamil tetap dan akhirnya aku mencari alternatif untuk pijat. Dua kali pijat tetap tidak bergeser sama sekali. Pijatnya di orang yang ahli ya bukan pijat di orang yang suka pijat capek. Beliau saja bilang biasanya akan bergerak sedikit demi sedikit dan anehnya di aku gak bergerak sama sekali tetap pada posisinya. Beliau pun menyerah dan bilang takutnya kelilit tali pusar. Akupun bingung dan tidak kepikiran sama sekali. Mungkin karena setiap kali USG dari mulai masuk trimester 3 posisi janin selalu menghadap ke punggung jadi dokter sekalipun tidak melihat apakah ada lilitan.

Ikhtiar terakhir yang kami lakukan adalah pindah dokter untuk mencari saran dan masukan yang lain. Kami memutuskan untuk berganti ke Klinik Bersalin yang tidak jauh dari rumah orang tuaku yang memang sudah ada dari lama. Dokternyapun cukup senior. Dr. Nandono, Sp.OG praktek hanya setiap hari Rabu dan itupun hanya 2 jam. Untuk praktek rutinnya di RS IMC Bintaro. Akupun memberanikan diri untuk periksa ke beliau. Sebelum mulai USG aku ceritakan riwayat selama kehamilan dan vonis dari dokter sebelumnya. Beliau bilang semoga hasil USG yang sekarang sudah rubah posisi ya. Kamipun berharap dan berdoa yang sama, tapi semua tetap pada ketentuan Allah SWT, posisi tidak bergerak sama sekali dari sebelumnya dan malah bagian pant*t sudah masuk ke jalur lahir. Dokter bilang ini sudah sulit untuk memutar karena sudah masuk ke jalan lahir, aku terdiam gak bisa ngomong apa2. Beliau memberikan kebebasan kepadaku untuk berpikir lagi.

Karena sudah masuk minggu ke 39 dan mendekati HPL beliau menyarankan agar segera mengambil keputusan paling lambat 1 minggu kedepan agar tidak terjadi kontraksi dan pembukaan. Kondisi air ketuban masih bagus dan hasil keseluruhan ibu dan calon bayi baik. Organ sudah sempurna semua. Sambil mengucapkan terima kasih, kamipun menunggu di ruang tunggu untuk proses administrasi. Disitu ada salah satu suster yang mendekatiku. Mencoba menguatkanku karena mungin melihat ekspresiku yang cukup sedih. Beliau bilang dulu dia juga pernah merasakan apa yang aku rasakan. Dia bilang anakknya yang ketiga sungsang tetapi dia paksakan lahir normal. Dia merasa sanggup untuk melakukan itu karena dia tenaga medis walaupun diapun tahu seberapa besar resiko yang ada di depannya.

Dia melanjutkan bahwa dia berhasil melahirkan anakknya sampai ke batas leher dan bagian kepalanya masih ada di dalam rahim sedangkan nafasnya sudah susah. Akhirnya agak dipaksakan lahir dan sedikit ditarik. Anaknya hanya bertahan hidup 2 minggu karena terjadi keretakan tempurung kepala. Disitu aku kaget dan sedih mendengar semua itu. Suster itu bilang, bagaimanapun mau kita semua sudah diatur Tuhan, dokter bukan tidak pro normal, tetapi beliau tahu besarnya resiko yang harus dihadapi. Mungkin ini yang anak dan Tuhan mau, lahir dengan cara operasi. Beliau bilang "Normal atau operasi bukan hal yang menentukan ibu menjadi ibu seutuhnya atau tidak yang penting sebagai ibu sudah mengupayakan hal yang terbaik untuk anaknya". Dari cerita suster itu, aku mulai berfikir terbuka. Walaupun masih sedih, aku berusaha pulang ke rumah menunggu suami pulang dan meminta pertimbangannya.

Setelah aku ceritakan semua, akhirnya memutuskan untuk melakukan operasi untuk kelahiran anak kami yang pertama. Mungkin ada satu hal yang benar2 menjadi pemikiranku seorang bahkan sampai saat ini. Aku gak berani cerita sama siapapun. Apa sebetulnya yang membuat aku bersikeras melahirkan normal. Yup, semua orang tahu kalo melahirkan dengan operasi memiliki limit. Tiga atau empat paling banyak. Dan hal yang aku pikirkan adalah ingin punya anak banyak. Tapi sekali lagi setelah pikiranku terbuka, kami menerima apapun skenario Allah untuk kami. Berapapun yang dipercayakan kepada kami, itu hanya titipan.

Tepat 1 minggu kemudian yaitu usia kehamilan 40 minggu, kami menelepon pihak klinik untuk meminta jadwal operasi. Kami memilih hari Jumat sebagai hari kelahiran calon anak kami. Karena di klinik itu tidak menyediakan tempat operasi, maka kamipun dirujuk ke Rumah Sakit tempat Dr. Nandono praktek yaitu di RS IMC Bintaro.

Cukup deh melownya, next aku share tentang baby shopping list dan segala tentang kelahiran dan anak kami pastinya.

Semoga bermanfaat.

Happy Sharing! Because sharing is caring.
Salam Blueice!

Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

No comments:

Post a Comment

STENCILS CARDS - PRINCESS

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh Hallo semua!!! Siapa yang masa kecilnya suka main orang2an? Rata2 para per...